A.
SEJARAH
Sejak beberapa
abad yang lalu, tali sudah dipergunakan untuk berbagai macam pekerjaan sejak
beberapa abad yang lalu. Beberapa yang tertua ditemukan di pekuburan mesir Yang
diperkirakan telah ada sejak 5300 tahun yang lalu.
Orang-orang zaman dahulu membuat
tali dari serat tanaman yang direkatkan satu sama lain dengan sejenis alat
perekat dari damar. Orang Indian
amerika mengepang rambut kuda menjadi tali.
Serat-serat tanaman adalah bahan dasar rami dan tali manila sampai tahun
1940, ketika tali sintetis sudah dikenal.
Pada tahun 1928, pabrik industri “
DU PONT” memulai penelitian dasar untuk mencoba kemungkinan pemakaian
bahan-bahan buatan sebagai pengganti bahan-bahan alami
Tahun 1930 tim peneliti DU PONT
menemkan polimer sintetis yang dapat dibentuk menjadi kuat dan elastis. Beberapa dari produk ini akhirnya
dikembangkan dan menjadi seperti yang dikenal sekarang sebagai polypropylene,
polyester dan nilon. Pada tahun-tahun
selanjutnya, berangsur-angsur bahan dasar tali berkembang menjadi lebih kuat
dan mudah didapatkan.
B.
BAHAN-BAHAN PEMBUATAN TALI
1.
Bahan – Bahan Alami
- Serat-serat daun Tanaman
- Serat-serat kulit luar kelapa
- Serat-serat dari sebangsa rerumputan
Bahan yang terbuat dari serat
tumbuh-tumbuhan atau serat alam berupa :
a.
Abaca ( Serat Manila ) Termasuk serat
yang luas terdapat pada tumbuhan pisang-pisangan, selain keras dan kuat tali
ini dikenal dengan tali manila
b.
Sisal Jenis tali ini termasuk tali
keras, serat ini tahan terhadap air laut dan banyak digunakan sebagai pelindung
kabel bajun berlayar atau kain sarung
c.
Juts ( Rami atau Goni ) Jenis tali ini
termasuk lunak dan dugunakan ntuk membuat benang, jika dicampur dengan serat
yang keras akan menghasilkan tali yang cukup kuat
d.
Rotan Biasanya dipakai untuk tali
temali seperti pembuatan jembatan dan pembuatan tali ini dicampur dengan
tangkai atau tali dengan batang.
2.
Bahan – Bahan Sintetis
Serat ini disebut juga serat buatan yang biasanya dibuat di
pabrik sehingga harganya lebih mahal
tetapi jauh lebih kuat dan baik
a.
Polypropylene.
Tali yang terbuat dari bahan ini tidak menjadi lemah bila dalam
keadaan basah, oleh karena itu sering dipergunakan dalam olah raga air. Tali ini juga tahan terhadap kerusakan akibat
bahan-bahan kimia, cukup tahan terhadap gesekan dan cukup lentur namun tali ini
tidak tahan terhadap sinar matahari yang berlebihan, jadi umumnya tidak
dipergunakan untuk kegiatan yang langsung terkena sinar matahari, apalagi yang
menyangkut keselamatan manusia. Walaupun
demikian, ada beberapa keunggulan tali ini yaitu ringan, tahan terhadap
pembekuan ( karena hanya menyerap sedikit air ) dan harganya relatif rendah.
b.
Polyester
Tali ini memiliki keunggulan ketahanan terhadap gesekan, punya
kelenturan yang baik dan juga tegangan putus yang relatif tinggi dengan
regangan yang kecil. Tali ini tahan
terhadap kerusakan akibat air, bahan kimia, sinar matahari dan suhu yang
tinggi. Karena ketahanannya yang tinggi
terhadap asam dan hanya sedikit kehilangan kekuatan awal dalam keadaan basah
karena itu tali ini sangat ideal dipakai dalam olah raga penelusuran gua (
caving ) asalkan asam tidak dibiarkan kering dalam jaringan tali
c.
Nylon
Pada umumnya, nylon 17 % lebih ringan dari polyester. Tali yang terbuat dari bahan ini sangat
elastis sehingga tidak dapat dipergunakan
untuk menarik sesuatu yang agak berat.
Tali ini sangat kuat dan anyamanannya tidak mudah lepas dan usahakan
tali ini tidak terkena air laut. Dari
semua bahan sintetis hanya tali ini yang dapat menyerap air walaupun hanya
dalam batas tertentu
C.
JENIS – JENIS TALI
Untuk pemakaian
tali, sesuaikan jenis tali dengan kegiatan dan keadaan medan, Beberapa jenis
tali yang biasa dikenal :
-
Tali Ijuk
-
Tali Rafia
-
Tali Kasur
-
Tali
Plastik
-
Tali
Manila
-
Tali
Hawzerlaid
-
Tali
Karmantel
Disini kita akan
membahas jenis tali Hawzerlaid dan karmantel karena biasa digunakan untuk
kegiatan pemanjatan, penyeberangan, penelusuran gua dll.
Tali Hawzerlaid
Tali ini terdiri
dari serat halus yang dipilih menjadi tiga bagian. Tali ini mempunyai kelebihan
antara lain :
1.
Tahan
terhadap Abrasi
2.
Mempunyai
daya lentur tinggi
3.
Kontruksinya
sedemikian rupa sehingga memungkinkan lebih
memudahkan pengamatan terhadap
adanya kerusakan pada tali
Kekurangan-kekurangan jenis tali
ini antara lain :
- Cendrung menjadi
kaku bila sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul ( karena itu
setelah membuat simpul haruslah diperiksa sebaik-baiknya apakah simpul ini
sudah terjalin rapi
- Bentuknya yang
sedemikian rupa cendrung melintir bila dipakai untuk Rapelling
(Abseilling)
Tali Karmantle
Tali ini terdiri
dari dua bagian yaitu inti (Karn) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih
dan bagian luar (Mantle) yang merupakan anyaman untuk menutupi bagian inti.
Karmantel terbagi atas beberapa bagian berdasarkan konstruksi dan fungsinya,
yakni :
1. Karmantle
yang digunakan untuk Rock Climbing
Bagian intinya dianyaman dan kelenturannya
cukup tinggi (25%), lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat
2. Karmantle yang digunakan untuk Caving (Speleo
Ropa)
Bagian dalamnya tidak dianyam sehingga daya
lenturnya rendah (10%), sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat sekali sehingga
air dan lumpur tidak mudah masuk. Daya
lentur yang rendah dimaksudkan untuk menghindari Yoyo Effect yang membahayakan
untuk penelusuran Gua Vertical.
3. Karmantle
yang digunakan untuk Rescue ( Rescue Rope )
Bagian luarnya tidak dianyam rapat (sama
dengan karmantle yang digunakan pada Rock Climbing), tetapi bagian
dalamnya lurus sama dengan konstruksi
speleo rope sehingga daya lenturnya rendah (10%)
D.
UKURAN TALI
Ukuran tali biasanya Ø 11 mm atau Ø12 mm. untuk Abseilling atau
ascending, ukuran tersebut baik di pakai dan dianggap cukup tahan terhadap gesekan, tidak terlalu berat
dibawah dan sesuai dengan besarnya alat yang digunakan untuk Abseilling dan
Ascending.
Umumnya Karmantle dengan Ø sebesar itu mempunyai daya beban 2000
kg, kita dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya kekuatan tali
dapat berkurang karena berbagai hal antara lain :
Gesekan dengan tebing, simpul yan di buat tali tersebut, gesekan
dengan alat turun (Descender) yang dibuat dari metal, hentakan – hentakan yang
dihasilkan oleh gerakan Abseilling atau Ascending, panas matahari dan lumpur
yang menempel pada tali.
Diameter 11 mm adalah ukuran standar yang umum dipergunakan oleh
Rockclimbing dengan panjang sekitar 45 m (150 Feet). Ukuran tali Ø 9 mm sering
dipakai, ukuran ini relative ringan serta cukup kuat tetapi lebih mudah putus
bila tergesek. Sangat tepat bila dipakai untuk pendakian yang mudah dan Snow
Climbing serta di pakai menaikkan barang – barang, Sackailing. Ukuran tali Ø 7
mm juga sering di pakai untuk kegunaan seperti di atas.
E.
SIFAT – SIFAT TALI
1.
Terhadap Gesekan
Umumnya tebing karang yang tajam
terutama Cliff (tebing laut), tali ini
sangat mudah rusak dengan adanya sheat (lapisan luar), core dapat
terjaga dengan baik
Bila menggunakan tali untuk
menurunkan beban dan terkena gesekan sebaiknya diberi alas (padding) pada tempat yang tergesek. Tabu bagi para pendaki untuk menginjak dan
berjalan di atas tali.
2.
Terhadap Zat Kimia
Karmantle sangat peka terhadap
solvent seperti bensin, oli, asam-asam (air aki), serta basa-basa (sabun yang
berkadar tinggi). Wajib menjauhkan
zat-zat kimia dari tali
3.
Terhadap Panas
Karena merupakan bahan sintetis,
tali ini tidak tahan terhadap sinar matahari kecuali bila sebagai belay, sangat
bagus bila dikumpulkan pada tempat yang teduh
4.
Daya Lentur
Sifat Khusus dari tali ini sangat
menolong pendaki karena karmantle dapat memanjang beberapa persen bila beban
(beban kejut). Hal ini akan mengurangi
shock yang terjadi bila pendaki jatuh
5.
Pengaruh Simpul
Pembuatan simpul pada tali
cendrung mengurangi kekuatan ali iti sendiri, Contoh :
Simpul Delapan Ganda mengurangi
kekuatan tali sampai 10% dan simpul-simpul lainnya lebih dari itu
F.
MAINTENANCE TALI
Beberapa poin penting yang perlu
kita ketahui dalam pemeliharaan/ perawatan tali (Maintenance) :
1.
Bila tidak digunakan, tali harus
tetap dalam keadaan tergulung rapi dan sebaiknya digantung
2.
Lakukanlah pemeriksaan tali
sebelum dipakai, tali karnmantle sering kali mengalami kerusakan pada bagian
dalamnya, biasanya serat-seratnya putus, dan untuk mengecek apakah tali
tersebut dalam keadaan baik rabahlah dan telusuri tali tersebut sejengkal demi
sejengkal. Bila ada bagian dalam yang putus akan terasa perbedaan diameter tali
tersebut.
3.
Jangan menggunakan tali melebihi
kekuatan bebannya karena dapat menyebabkan kehilangan elastisnya sehingga tali
tersebut dapat putus
4.
Jangan menduduki atau menginjak
tali, karena tanah atau kotoran lain dapat menyelinap masuk diantara
serat-serat tali tanpa diketahui utamanya pada tali karmantle
5.
Untuk mencegah membrodol (
terbongkar) ujung tali harus dirapikan dengan cara membakarnya dengan korek api
atau ditempelkan pada pisau yang telah dipanaska
6.
Hindarilah turun dengan cara
menghentak-hentakan (beban) pada tali, karena hal ini dapat mengurangi daya
tahan tali secara perlahan-lahan
7.
Hindari tali dari panas matahari,
misalnya : tali nylon akan meleh pada
suhu 215-220°C. Untuk menghindari tali dari kerusakan karena panas, ketika
Abseilling jangan turun terlalu cepat.
Suatu tes pernah dilakukan telah menunjukkan bahwa kecepatan turun 0,5 m
/ dtk sedalam 100 m dapat menyebabkan descender yang terbuat dari metal
mencapai panas 100 ° C. sedang kecepatan
turun 2 m /dtk menghasilkan panas 150° C. Kecepatan turun
yang aman adalah 12 m / menit
8.
Lepaskanlah semua simpul setelah
memakai tali dan cucilah tali setelah
dipakai / digunakan dalam kegiatan eksplorasi atau latihan. Jangan menggunakan air panas karena dapat menyebabkan
kerusakan pada tali
9.
Catatlah riwayat pemakaian tali
untuk mengetahui batas kekuatannya
10. Jangan pernah meminjam atau meminjamkan tali jika anda tidak yakin
dengan keadaan tali tersebut dan janagan memakai tali yang diduga sudah kurang
baik
G.
SIMPUL DAN IKATAN
1.
Simpul
Pengertian dari simpul adalah hubungan tali
dengan tali. Dalam tali temali perlu kita mengetahui teknik membuat simpul dan
penggunaannya secara cepat, sebab kekuatan tali ditentukan juga oleh kekuatan
simpulnya. Simpul yang baik akan kuat, tetapi mudah diuraikan kembali,
sebaliknya simpul yang buruk akan mudah lepas, tidak kuat dan mungkin sulit
diuraikan kembali.
Penguasaan simpul sangat diperlukan pada
kegiatan-kegiatan dialam bebas. Untuk dapat menguasai simpul-simpul yang sangat
banyak jenisnya perlu latihan dasar dan penguasaan.
Beberapa macam
simpul sebagai contoh yang harus diketahui :
1.
Simpul Anyam (sheetband knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besar dalam
keadaaan kering dengan perbandingan 1 : 3.
2.
Simpul Anyam Berganda (Double sheetband)
Untuk menyambing dua utas tali yang tidak sama besar dalam keadaan
basah dan kering dengan perbandingan 1 : 5.
3.
Simpul Mati (Reef Knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dan tidak basah.
4.
Simpul Nelayan (Fisherman’s)
Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar, sangat efektif
menyambung tali yang licin dan basah.
5.
Simpul Kambing / Tiang (Bowline)
Simpul ini dapat disebut sebagai ratu dari segala simpul, tidak
menjerat dan kuat. Karena itu digunakan untuk berbagai keperluan seperti tali
pengaman, penambat perahu, simpul penutup pada gulungan tali dan sebagainya.
6.
Simpul Kambing Berganda (Portugas Bowline)
Untuk menolong, mengangkat orang dari bawah atau sebaliknya.
7.
Simpul Prusik (Prusik)
Simpul ini digunakan pada pertolongan dimana dibutuhkan gerak naik
keatas melalui sebuah tali. Pada prinsipnya simpul ini menjepit bila mendapat
tekanan dan bergeser bila didorong
8.
Simpul Erat (Sheenshank)
Untuk memendekkan tali tampa harus memotongnya
9.
Simpul Erat Berganda / Kursi (Duble Sheenshank)
Untuk mengangkat atau menolong orang dari atas kebawah.
10. Simpul Delapan Ganda (Figure
off Eight or Overhand)
Digunakan untuk pemanjatan, dapat juga digunakan untuk mengikat
tali pada suatu dan untuk menyambung tali
11. Simpul Pita (Water Knot)
Sering digunakan untuk menyambung webbing / tali pita meskipun
dalam keadaan basah
12. Simpul Penarik (Slin Knot)
Sebagai dasar membuat simpul dan dapat membuat simpul ditengah
tali.
2.
Ikatan
Ikatan adalah hubungan antara tali dan tali,
macam – macam ikatan tergantung bagaimana posisi benda yang akan disatukan
tersebut. Mengikat dua buah benda kayu dengan posisi diagonal tentu berbeda
dengan cara mengikat 3 buah patok yang bertumpuk ( standard kaki tiga). Ikatan banyak gunanya antara lain untuk
membuat kerangka shelter / bivouac, menyatukan tumpukan kayu / barang berat
agar mudah dibawa, membuat tangga kayu dan sebagainya.
Biasakanlah membuat ikatan dengan rapih
seperti halnya membuat simpul, karena akan mempengaruhi kekuatan dan daya tahan
persatuan benda – benda tersebut
Macam-Macam Ikatan yang perlu diketahiu :
1.
Ikatan Tambat (Timber Hitch)
Merupakan simpul yang sederhana, biasa digunakan untuk menambat
perahu, ikatan pada tiang sebagai tali tanda ataupun hal - hal lain. Simpul ini
semakin ditarik semakin kuat.
2.
Ikatan Pangkal (Clove Hitch)
Untuk mengikat pada tiang, patok secara tepat dan mudah
dilepaskan.
3.
Ikatan Jangkar (Cats Paw or Cow Hitch)
Untuk mengikat pada tiang atau patok yang mudah dilepaskan, kuat
bila ditarik kedua talinya.
4.
Ikatan Tarik
Untuk mengikat pada tiang tetapi sangat mudah dilepaskan (untuk
turun tebing).
5.
Tarbuck Knot
Simpul ini tidak terlalu baik untuk digunakan pada kanmantle
karena acap kali menjerat ataupun terlepas kembali, tidak demikian halnya bila
digunakan pada tali serat alam
6.
Taut Line Hitch Knot
Simpul ini sifatnya hampir sama dengan tarbuck, yaitu tidak
menjerat atau mengecil kalau talinya ditarik, tetapi dengan mudah digeser kalau
ikatannya didorong
7.
Two Half Hitces Knot
Simpul ini menjerat, biasanya digunakan untuk mengikat tali pada
pangkal kayu dan juga digunakan untuk menambatkan perahu dalam waktu yang cukup
lama tanpa ada kemungkinan lepas. Untuk
para pendaki biasanya digunakan sebagai tali tetap atau untuk mengikat talii
tenda.
8.
Bowline on a bight
Simpul ini sangat baik untuk pengamanan di medan yang sulit,
biasanya dipergunakan untuk menurunkan pasien
9.
In line Figur Of Eight
Biasanya digunakan untuk mengangkat korban dari bawah
10. Double Line Figur Of Eight
Digunakan untuk mengangkat pasien dari bawah atau sebaliknya
0 komentar:
Posting Komentar