A.
PENDAHULUAN
Pioneering merupakan saah satu
pengetahuan/ keterampilan dasar sehubungan dengan aktivitas pecinta alam di
alam bebas. Pengetahuan / keterampilan
ini sangat erat kaitannya dengan Survival.
Pengetahuan pioneering sendiri
merupakan teknik atau cara membaca/ mencari jejak yang sangat dibutuhkan pada
saat tersesat di alam bebas ataupun perjalanan di dalam alam bebas dimana alat atau sarana navigasi tidak bisa diterapkan dengan semestinya.
Saudara-saudara dapat membayangkan bagaimana seandainya jika kita terpisah dari
teman pada saat sedang berada di alam bebas.
Bagi mereka yang mempunyai insting atau naluri alam yang baik
mungkin tidak akan menjadi masalah yang berarti tetapi mereka yang tidak
mempunyai bekal keterampilan sama sekali maka akan menjadi lain.
Pada pendidikan dasar MAPALA UIT
MAKASSAR pengetahuan Pioneering ini diberikan secara global dan pengembangannya
akan dilakukan dan ditentukan oleh pribadi masing-masing anggota MAPALA UIT
MAKASSAR.
B.
MENCARI ATAU MEMBACA JEJAK
Pada saat melakukan Pioneering
disarankan agar menggunan panca indera kita sebaik-baiknya, dalam kondisi
tersesat ini sangat berat mengingat beberapa faktor adalah : Fisik yang semakin
lemah, perbekalan yang minim serta hal-hal yang dapat mempengaruhi mental
seseorang.
a)
Hal-al yang perlu diperhatikan secara umum antara lain
1. Pada saat memulai melaksankan
pioneering agar tidak melangkah/berjalan seenaknya, sedap mungkin sebelum berjalan agar melihat dahulu
kedepan sejauh mungkin untuk menyelidiki keadaan
medan. Pada hutan tertutup hal ini akan sulit untuk dilakukan karena pandangan
akan tertuutup pepohonan, kadang kala jarank pandang hanya 1 /d 10 meter, daerah dalam batasan-batasan
tersebutlah hanya kita selidiki disekelilingnya kemungkinan-kemungkinan,
perubahan-perubahan yang dapat membatu kita untk mencari jalan keluar.
2. Jangan meninjau hanya setinggi
pandangan mata perlu sekai-kali untuk melihat keatas untuk mengawasi
pohon-pohon yang mungkin menjadi tempat binatang buas.
Berguna pula untuk menentukan letak arah mata angin apabila ada celah
yang terbuka diantara rerimbunan pohon.
3. Panca indera digunakan semaksimal
mungkin untuk mngenali bau, bunyi-bunyian.
4. Arah Angin yang bertiup dapat
dilihat dari pohon-pohon yang tumbang, dengan melihat yang terbanyak
arah pohon tumbang, maka dapat diperkirakanarah mata angin berdasarkan musim pada saat
itu.
5. Dianjurkan untuk mengingat-ingat
kembali arah pada saat perencanaan perjalanan disusun / direncanakan.
b)
Faktor- faktor yang membantu / mempengaruhi
1.
Daerah Berumput :
Pada daerah dimana ditumbuhi
rerumputan yang pendek biasanya agak sulit untuk menemukan jejak apalagi jejak lama, karena rumput yang
pendek apabila terinjang akan kembali lagi. Kecuali terdapat
perubahan warna pada rumput (mati pada saat terinjak). Atau bekas-bekas sampah yang
tertinggal. Untuk mengenali jejak
binatang agak mudah dengan melihat bekas kuku-kukunya, dengan demikian kita
dapat memperkirakan binatang apa yang merumpuk pada daerah tersebut.
Apabila rerumputan tinggi
(alang-alang) maka akan sangat mudah mencari jejak serta arahnya, cukup dengan
memperhatikan rebahan alang-alang kita dapat mengetahui serta dapat membedakan
jalan manusia atau binatang berikut arahnya.
Biasanya didaerah padang rumput
kita agak mudah untuk melakukan orientasi, medan apabila tanda-tanda yang
dimaksud diatas tidak ada (medan terbuka)
2.
Hutan – Hutan Lebat :
Didaerah berhutan lebat Seperti
disebutkan diatas dimana orientasi medan sulit maka jalan satu-satunya adalah
dengan memperhatikan keadaan disekelilingnya, daun, ranting, dahan, batang,
pohon. Dengan memperhatikan apakah memang jatuh/roboh oleh angin ataukah
ditebang, kalaupun ditebang berarti tidak jauh dari tempat tersebut adalah
tempat untuk pengumpulan kayu-kayu hasil
tebangan.
Pada daerah berhutan lebat
dianjurkan agar selalu berhati-hati mengingat daerah berhutan lebat juga dihuni
oleh binatang-binatang buas, apabila
bertemu/ berpapasan dengan bionatang buas dianjurkan agar tidak gugup seperti
terhipnotis karena kaget. Usahakan
setenang mungkin, agar apabila terjadi sesuatu kita dapat bereaksi dengan benar
dan tepat.
3.
Daerah Bebatu :
Pada Daerah Berbatu-Batu Biasa
Agak sulit umtuk menemukan tanda jejak, kecuali mata kita jeli untuk melihat
bekan-bekan batuan terinjak (biasanya agak mudah terlihat dari kejauhan).
Pada daerah dengan jenis batu-batu
besar kadangkala dapat dengan mudah kita kenali bekas-bekas sepatu karet
kembang yang menempel diatasnya.
Untuk daerah yang berbatu karang,
jejak dapat terbaca dengan melihat batu karang yang terinjak (apabila yang
terinjak akan meninggalkan kapur-kapur yang halus).
4.
Daerah Berpasir/ Pesisir :
Umumnya daerah yang berpasir dapat
dengan mudah untuk melihat jejak-jejak yang ditinggalkan diatas permukaan
pasir, tetapi pada daerah pesisir pantai kita tidak bisa berbuat lebih banyak
apabila air pasang telah naik atau pengaruh ombak. Karena jejak-jejak yang mungkin ditinggalkan
sama sekali akan terhapus oleh air laut.
Dianjurkan agar berhati-hati pada
daerah berpasir sebab dikhuatirkan bisa terdapat pasir hidup (sand-quick) yang
dapat membahayakan, dan sebaiknya dihindari dengan mecari jalan yang lebih
aman.
5.
Sungai/ Rawa-Rawa/ Rawa Sungai/ Rawa laut :
a. Untuk mencari jejak /membaca jejak
pada sungai kecil dan sungai besar kita tidak akan banyak menemukan
kesulitan karena pesisir sungai
berpasir, tetapi harus pula diperhjatiakn daerah-daerah yang berpasir lumpur,
rawa sunga dan juga kemungikan adanya sarang buaya.
b. Mencari/membaca jejak pada
rawa-rawa yang berlumpu sangat jelas, akibat terbenanya kaki pada lumpur. Tetai apabila lumpurnya hidup maka sangat
dianjurkan untuk melintasi8nya dengan cara berenang.
c. Pada rawa laut yang banyak dapat
didaerah peralihan sungai kelaut, atau pesisir pantai hampir sama dengan
rawa-rawa lainnya yaitu berlumpur dan banyak ditumbuhi bakau. Untuk membaca jejak mungkin agak sulit
mengingat pasang surutnya air laut, pada medan rawa laut pergerakan menjadi
berat dan sulit serta menguras tenaga, untuk itu disrankan untuk mempersiapkan
fisik yang baik dalam melintasinya.
C.
PETUNJUK – PETUNJUK LAIN DALAM PIONEERING
1. Periksa kemungkinan suatu tempat
baru dilalui oleh manusia atau binatang dengan melihat/memerikasa :
a.
Tanaman, Semak, Pohon : apakah
terpotong sengaja terpotong.
b.
Perubahan warna pada tumbuhan
sekitarnya
c.
Kotoran (sisa pembuangan) : manusia
atau binatang
d.
Jejak diatas rumput berupa lumpur,
tanah, dsb
e. Keadaan sekitarnya : apabila tidak
teratur (kacau balau) maka kemungkinan besar oleh binatang.
2. Orientasi medan untuk menentukan
arah, tujuan dapat dilakukan dari tempat yangagak tinggi, atau pungungan
gunung, karena pada umumnya pernah dilewati oleh jawatan topografi atau dinas Triangulasi,
tetapi perli diinngat bahwa binatang dihutan juga menyukai jalan ini karena
mereka merasa aman ditempat yang tertinggi.
3. Mengikuti aliran sungai dengan catatan
agar menghindarinya dibahagian sungai yang berjeram, dengan mengikuti aliran
sungai berarti kita akan ketemu kembali dengan peradaban, sebab perkampungan
kebanyakan tidak jauh dari tempat sungai. Menelusuru aliran sungai agar tidak
ditengah atau ditepi tetapi agak agak jauh dari tepi sungai untuk hindari
banjir yang tiba-tiba, pusaran air dan sebagainya.
4. Bila terpaksa harus menerobos
hutan membuka jalan, diusahakan agar tidak terlalu ribut/gaduh yang dapat
mengungang / menaring perhatian binatang-0binatang buasa. Pada rumpun
semak-semak waspadalah terhadap ular yang disarankan untuk selalu membawa
tongkat yang ujungnya berbentuk “ V “
5. Agar selalu mengingat-ingat
prinsip-prinsip dasar dari materi lainnya seperti : Sirvival, Navigasi, teknik
Penyebrangans dan sebagainya.
D.
P E N T U P
Tulisan yang disingkat ini kami
rangkum dari pengalaman-pengalama kami
selama ini dialam bebas serta, serta beberapa referensi yang mendukungnya,
serta hasil tukar menukar dengan pengalaman dengan petualang-petualang dialam
bebas.
Penulisan diatas merupakan garis
besarnya saja dan pembahasan materi dari pelaksanaan diiruang serta
pengembangan kami sarankan kepada saudara-saudara sebagai anggota MAPALA UIT
MAKASSAR.
Akhir kata dengan adanya materi ini, semoga dapat memperlancar aktifitas MAPALA UIT MAKASAR TETAP JAYA
Akhir kata dengan adanya materi ini, semoga dapat memperlancar aktifitas MAPALA UIT MAKASAR TETAP JAYA
2 komentar:
Jayalah Mapala UIT
Mantap
Posting Komentar