Pages

Banner 468 x 60px

 

Kamis, 30 April 2015

P I O N E E R I N G

2 komentar
A.   PENDAHULUAN
Pioneering merupakan saah satu pengetahuan/ keterampilan dasar sehubungan dengan aktivitas pecinta alam di alam bebas.  Pengetahuan / keterampilan ini sangat erat kaitannya dengan Survival.
Pengetahuan pioneering sendiri merupakan teknik atau cara membaca/ mencari jejak yang sangat dibutuhkan pada saat tersesat di alam bebas ataupun perjalanan di dalam alam bebas dimana alat atau sarana navigasi  tidak bisa diterapkan dengan semestinya. Saudara-saudara dapat membayangkan bagaimana seandainya jika kita terpisah dari teman pada saat sedang berada di alam bebas.  Bagi mereka yang mempunyai insting atau naluri alam yang baik mungkin tidak akan menjadi masalah yang berarti tetapi mereka yang tidak mempunyai bekal keterampilan sama sekali maka akan menjadi lain.
Pada pendidikan dasar MAPALA UIT MAKASSAR pengetahuan Pioneering ini diberikan secara global dan pengembangannya akan dilakukan dan ditentukan oleh pribadi masing-masing anggota MAPALA UIT MAKASSAR.
B.   MENCARI ATAU MEMBACA JEJAK
Pada saat melakukan Pioneering disarankan agar menggunan panca indera kita sebaik-baiknya, dalam kondisi tersesat ini sangat berat mengingat beberapa faktor adalah : Fisik yang semakin lemah, perbekalan yang minim serta hal-hal yang dapat mempengaruhi mental seseorang. 
a)   Hal-al yang perlu diperhatikan secara umum antara lain
1. Pada saat memulai melaksankan pioneering agar tidak melangkah/berjalan seenaknya, sedap mungkin sebelum berjalan agar melihat dahulu kedepan sejauh mungkin untuk menyelidiki keadaan medan. Pada hutan tertutup hal ini akan sulit untuk dilakukan karena pandangan akan tertuutup pepohonan, kadang kala jarank pandang hanya 1  /d 10 meter, daerah dalam batasan-batasan tersebutlah hanya kita selidiki disekelilingnya kemungkinan-kemungkinan, perubahan-perubahan yang dapat membatu kita untk mencari jalan keluar.
2.   Jangan meninjau hanya setinggi pandangan mata perlu sekai-kali untuk melihat keatas untuk mengawasi pohon-pohon yang mungkin menjadi tempat binatang buas.  Berguna pula untuk menentukan letak arah mata angin apabila ada celah yang terbuka diantara rerimbunan pohon.
3.   Panca indera digunakan semaksimal mungkin untuk mngenali bau, bunyi-bunyian.
4.  Arah Angin yang bertiup dapat dilihat dari pohon-pohon yang tumbang, dengan melihat yang terbanyak arah pohon tumbang, maka dapat diperkirakanarah mata angin berdasarkan musim pada saat itu.
5. Dianjurkan untuk mengingat-ingat kembali arah pada saat perencanaan perjalanan disusun / direncanakan.
b)   Faktor- faktor yang membantu / mempengaruhi
1.   Daerah Berumput  : 
Pada daerah dimana ditumbuhi rerumputan yang pendek biasanya agak sulit untuk menemukan jejak apalagi jejak lama, karena rumput yang pendek apabila terinjang akan kembali lagi. Kecuali terdapat perubahan warna pada rumput (mati pada saat terinjak). Atau bekas-bekas sampah yang tertinggal.  Untuk mengenali jejak binatang agak mudah dengan melihat bekas kuku-kukunya, dengan demikian kita dapat memperkirakan binatang apa yang merumpuk pada daerah tersebut.
Apabila rerumputan tinggi (alang-alang) maka akan sangat mudah mencari jejak serta arahnya, cukup dengan memperhatikan rebahan alang-alang kita dapat mengetahui serta dapat membedakan jalan manusia atau binatang berikut arahnya.
Biasanya didaerah padang rumput kita agak mudah untuk melakukan orientasi, medan apabila tanda-tanda yang dimaksud diatas tidak ada (medan terbuka)
2.   Hutan – Hutan Lebat :  
Didaerah berhutan lebat Seperti disebutkan diatas dimana orientasi medan sulit maka jalan satu-satunya adalah dengan memperhatikan keadaan disekelilingnya, daun, ranting, dahan, batang, pohon. Dengan memperhatikan apakah memang jatuh/roboh oleh angin ataukah ditebang, kalaupun ditebang berarti tidak jauh dari tempat tersebut adalah tempat untuk pengumpulan  kayu-kayu hasil tebangan.
Pada daerah berhutan lebat dianjurkan agar selalu berhati-hati mengingat daerah berhutan lebat juga dihuni oleh binatang-binatang buas,  apabila bertemu/ berpapasan dengan bionatang buas dianjurkan agar tidak gugup seperti terhipnotis karena kaget.  Usahakan setenang mungkin, agar apabila terjadi sesuatu kita dapat bereaksi dengan benar dan tepat.
3.   Daerah Bebatu :
Pada Daerah Berbatu-Batu Biasa Agak sulit umtuk menemukan tanda jejak, kecuali mata kita jeli untuk melihat bekan-bekan batuan terinjak (biasanya agak mudah terlihat dari kejauhan).
Pada daerah dengan jenis batu-batu besar kadangkala dapat dengan mudah kita kenali bekas-bekas sepatu karet kembang yang menempel diatasnya.
Untuk daerah yang berbatu karang, jejak dapat terbaca dengan melihat batu karang yang terinjak (apabila yang terinjak akan meninggalkan kapur-kapur yang halus).
4.   Daerah Berpasir/ Pesisir  :
Umumnya daerah yang berpasir dapat dengan mudah untuk melihat jejak-jejak yang ditinggalkan diatas permukaan pasir, tetapi pada daerah pesisir pantai kita tidak bisa berbuat lebih banyak apabila air pasang telah naik atau pengaruh ombak.  Karena jejak-jejak yang mungkin ditinggalkan sama sekali akan terhapus oleh air laut.
Dianjurkan agar berhati-hati pada daerah berpasir sebab dikhuatirkan bisa terdapat pasir hidup (sand-quick) yang dapat membahayakan, dan sebaiknya dihindari dengan mecari jalan yang lebih aman.
5.   Sungai/ Rawa-Rawa/ Rawa Sungai/ Rawa laut :
a.   Untuk mencari jejak /membaca jejak pada sungai kecil dan sungai besar kita tidak akan banyak menemukan kesulitan  karena pesisir sungai berpasir, tetapi harus pula diperhjatiakn daerah-daerah yang berpasir lumpur, rawa sunga dan juga kemungikan adanya sarang buaya.
b.  Mencari/membaca jejak pada rawa-rawa yang berlumpu sangat jelas, akibat terbenanya kaki pada lumpur.  Tetai apabila lumpurnya hidup maka sangat dianjurkan untuk melintasi8nya dengan cara berenang.
c.  Pada rawa laut yang banyak dapat didaerah peralihan sungai kelaut, atau pesisir pantai hampir sama dengan rawa-rawa lainnya yaitu berlumpur dan banyak ditumbuhi bakau.  Untuk membaca jejak mungkin agak sulit mengingat pasang surutnya air laut, pada medan rawa laut pergerakan menjadi berat dan sulit serta menguras tenaga, untuk itu disrankan untuk mempersiapkan fisik yang baik dalam melintasinya.
C.   PETUNJUK – PETUNJUK LAIN DALAM PIONEERING
1.  Periksa kemungkinan suatu tempat baru dilalui oleh manusia atau binatang dengan melihat/memerikasa :
a.   Tanaman, Semak, Pohon : apakah terpotong sengaja terpotong.
b.   Perubahan warna pada tumbuhan sekitarnya
c.   Kotoran (sisa pembuangan) : manusia atau binatang
d.   Jejak diatas rumput berupa lumpur, tanah, dsb
e. Keadaan sekitarnya : apabila tidak teratur (kacau balau) maka kemungkinan besar oleh binatang.
2.      Orientasi medan untuk menentukan arah, tujuan dapat dilakukan dari tempat yangagak tinggi, atau pungungan gunung, karena pada umumnya pernah dilewati oleh   jawatan topografi atau dinas Triangulasi, tetapi perli diinngat bahwa binatang dihutan juga menyukai jalan ini karena mereka merasa aman ditempat yang tertinggi.
3.    Mengikuti aliran sungai dengan catatan agar menghindarinya dibahagian sungai yang berjeram, dengan mengikuti aliran sungai berarti kita akan ketemu kembali dengan peradaban, sebab perkampungan kebanyakan tidak jauh dari tempat sungai. Menelusuru aliran sungai agar tidak ditengah atau ditepi tetapi agak agak jauh dari tepi sungai untuk hindari banjir yang tiba-tiba, pusaran air dan sebagainya.
4.  Bila terpaksa harus menerobos hutan membuka jalan, diusahakan agar tidak terlalu ribut/gaduh yang dapat mengungang / menaring perhatian binatang-0binatang buasa. Pada rumpun semak-semak waspadalah terhadap ular yang disarankan untuk selalu membawa tongkat  yang ujungnya berbentuk  “  V   “
5.   Agar selalu mengingat-ingat prinsip-prinsip dasar dari materi lainnya seperti : Sirvival, Navigasi, teknik Penyebrangans dan sebagainya.
D.  P E N T U  P
Tulisan yang disingkat ini kami rangkum dari pengalaman-pengalama  kami selama ini dialam bebas serta, serta beberapa referensi yang mendukungnya, serta hasil tukar menukar dengan pengalaman dengan petualang-petualang dialam bebas.
Penulisan diatas merupakan garis besarnya saja dan pembahasan materi dari pelaksanaan diiruang serta pengembangan kami sarankan kepada saudara-saudara sebagai anggota MAPALA UIT MAKASSAR.
Akhir kata dengan adanya materi ini, semoga dapat memperlancar aktifitas MAPALA UIT MAKASAR TETAP JAYA

2 komentar:

Posting Komentar